Yusdani: “Kepemimpinan Perempuan dalam Islam” sangat layak mendapatkan apresiasi
Yogyakarta, Swarnaberita.com – Isu kesetaraan gender dan peran perempuan dalam kepemimpinan publik kembali menjadi sorotan. Dalam sebuah diskusi buku hybrid, para akademisi dan praktisi membahas urgensi pengarusutamaan gender dalam konteks Islam, menekankan bahwa meskipun Al-Qur’an telah menegaskan kesetaraan, realitas sosial masih memerlukan perhatian serius.
Prof. Dr. Drs. Yusdani M.Ag., Direktur Pusat Studi Siyasah dan Pemberdayaan Masyarakat (PS2PM) Yogyakarta, menyampaikan hal tersebut saat memberikan keynote speech pada Diskusi dan Bedah Buku “Relevansi Kepemimpinan Perempuan dalam Islam”, Sabtu (30/8/2025) malam.
Buku ini ditulis oleh Dr. H. M. Irwan Sasmita, QH, SPd, MPd, akademisi Yayasan Pondok Pesantren Munirul Arifin Nahdlatul Wathan (YANMU NW) Praya, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Acara diselenggarakan PS2PM bekerja sama dengan Ikatan Keluarga Nusantara (IKN) Yogyakarta, Forum Doktor IKARUS (FDI), Asrama Randik Kabupaten Musi Banyuasin Yogyakarta, dan Institut Agama Islam Al-Qur’an Al-Ittifaqiah (IAIQI) Indralaya, Ogan Ilir, Sumatera Selatan. Narasumber dalam diskusi ini antara lain penulis buku Dr. Irwan Sasmita; Dr. Zaimuddin, M.Si, Wakil Rektor III IAIQI; serta Desi Anggriani, SH, MH, Pengurus Bidang Gender & Konseling Keluarga PS2PM Yogyakarta.
Menurut Yusdani, buku “Kepemimpinan Perempuan dalam Islam” sangat layak mendapatkan apresiasi. “Secara doktrin, Al-Qur’an telah menegaskan kesetaraan dan keadilan gender secara progresif. Namun, dalam realitas sosio-historis, kesetaraan ini masih perlu diperjuangkan dan disuarakan,” ujarnya.
Yusdani menambahkan, gerakan adil dan setara gender kini menjadi tuntutan global. “Indonesia patut berbangga karena telah memiliki presiden perempuan, terlepas dari kontroversi seputar Presiden Megawati. Ini menunjukkan kompatibilitas antara ajaran Islam dan tuntutan politik global yang demokratis, khususnya terkait kesetaraan gender,” kata Yusdani.