Dosen STAI Yogyakarta: Pesantren Benteng Kearifan Lokal dan Identitas Bangsa
Yogyakarta, Swarnaberita.com – Pesantren bukan sekadar lembaga pendidikan agama, tetapi juga benteng kearifan lokal sekaligus pengikat identitas nasional di tengah arus globalisasi. Hal ini diungkapkan Januariansyah Arfaizar, Dosen STAI Yogyakarta sekaligus Ketua Ikatan Keluarga Nusantara (IKN) Yogyakarta, saat diwawancarai Swarnaberita.com, Selasa (16/9).
“Pesantren telah lama menjadi pusat kebudayaan yang menjaga tradisi sekaligus membentuk karakter kebangsaan. Tradisi seperti pengajian kitab kuning dengan metode sorogan atau bandongan atau halaqoh bukan hanya teknik belajar, melainkan media transmisi nilai kesabaran, kerendahan hati, dan kebersamaan,” kata Januariansyah.
Ia menjelaskan bahwa pesantren berperan penting dalam menanamkan nilai cinta tanah air, toleransi, dan gotong royong yang kini semakin relevan untuk menghadapi tantangan intoleransi, polarisasi politik, dan degradasi moral. “Pesantren itu ‘miniatur Indonesia’. Santri dari berbagai daerah dan latar belakang hidup rukun di bawah satu atap. Itu pembelajaran nyata tentang pluralitas dan persaudaraan,” ujarnya.
Tak hanya menjaga tradisi, lanjut Januariansyah, pesantren juga mampu beradaptasi dengan era digital tanpa kehilangan jati diri. Ia menyebut banyak pesantren yang kini mengembangkan literasi digital, bahasa asing, keterampilan wirausaha, hingga unit usaha berbasis kearifan lokal seperti pertanian organik dan kerajinan rakyat. “Langkah ini memperkuat ekonomi kerakyatan sekaligus menjaga produk lokal tetap lestari,” tuturnya.
Januariansyah pun mengajak pemerintah dan masyarakat untuk memberikan dukungan lebih serius kepada pesantren. “Identitas nasional tidak bisa dipertahankan hanya melalui slogan, melainkan melalui kerja panjang yang salah satunya dilakukan pesantren. Dukungan itu bukan hanya material, tetapi juga pengakuan terhadap peran strategis pesantren,” tegasnya.
Menurutnya, pesantren bukan saja tempat belajar agama, melainkan fondasi penting bagi arah bangsa ke depan. “Sejarah membuktikan, dari pesantren lahirlah para pejuang kemerdekaan, ulama berpengaruh, intelektual, dan penggerak masyarakat. Di era digital dan globalisasi pun pesantren tetap memikul amanah besar itu, meski dengan jalan sunyi,” pungkasnya.